September 20, 2010

Uang Saku untuk Beli Sepatu Bola


Seperti halnya teman-temanku yang lain, lebaran memang moment yang paling menggembirakan dan paling ku tunggu. Selain bias bersilaturahmi dengan saudara dan tetangga, aku sering kali mendapatkan uang saku.

Saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), hamper setiap orang yang ku datangi memberkan uang saku. Hanya saja, seperti usiaku, mereka hanya memberi dalam jumlah yang sedikit. Sekarang, saya sudah duduk di bangku SMA justru kebalikannya. Hanya orang terdekat saja yang memberikan uang saku, tetapi jumlahnya lumayan gede. Setiap orang, biasanya memberiku angpao sekitar Rp 100 ribu. Tentu saja hal ini sangat menggembirakan. Sayangnya, lebaran ini hanya kurang dari 10 orang yang memberiku uang saku. Hehe.

Setiap lebaran, bagiku sangat berkesan. Termasuk besaran uang saku yang ku dapat. Suatu kali, waktu duduk di bangku SD aku pernah mengumpulkan uang saku lebaran hingga Rp 800 ribu. Rejeki nomplok itu langsung aku belanjakan beberapa jenis mainan. Saat itu, aku begitu ingin membeli play station. Maka, begitu usai lebaran aku langsung membeli play station model terbaru.
Saat SMP, seleraku lagsung berubah. Aku tak lagi terobsesi dengan mainan. Saat duduk di bangku kelas 2 SMP, aku begitu ingin membeli sepatu bola branded yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah. Begitu mendapatkan uang saku lebaran, aku lagsung membelinya. Meski hamper separo uang sakuku habis, aku tak mempermasalahkannya. Sebab, saat itu aku memang sedang keranjingan sepak bola.

Kini setelah duduk di bangku SMA, seleraku juga langsung berubah. Meski tetap hobi shopping, tetapi aku lebih banyak memburu baju baru atau keperluan sekolah lainnya. Aku juga tak lagi menghabiskan seluruh uang saku untuk berbelanja.

Meski orang tuaku tak pernah melarangku berbelanja, tetapi aku tetap menyisihkan sebagian uang untuk ditabung. Bukannya tanpa alas an, ini mengantisipasi jika suatu saat nanti aku membutuhkan barang yang harganya mahal. Biasanya, kalau aku minta ke ortu untuk membelikan barang yang mahal, mereka tetap memintaku untuk membayar sejumlah uang untuk sharing .

Nah mengantisipasi itu, aku tak mau menghabiskan langsung sekaligus. Kalaupun sampai sekarang aku sudah menghabiskan ratusan ribu, tetapi itu lebih banyak untuk hang out bareng teman-teman. Aku terpaksa mengambil uang saku lebaran karena tidak masuk sekolah, ortu ga pernah ngasih uang saku. Biar pun sedikit, yang penting tetap menabung untuk masa depan.
Source : KOMU - Radar Kediri , 20 September 2010

4 comments:

Anonymous said...

1st

good job chingu ^^

Siti Aisyah Rachmawati said...

wah nice!

Grandika Septia Primadani said...

Mey : kamsamnida.
Siti : thanks Siti.

Anonymous said...

^^ keke, kalo sesama teman bilangnya *gomawo*