Acara wisuda class of 2010 Rainier High School yang dihadiri sekitar ratusan orang tua murid, guru dan staff, serta undangan lainnya menjadi kesempatan terakhir saya untuk mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi yang telah memberikan banyak kontribusi selama sepuluh bulan di Amerika Serikat.
Hari Jumat pekan lalu menjadi kado istimewa bagi saya sebelum bertolak ke Indonesia di awal bulan Juli. Walaupun tak bisa mendapatkan gelar diploma karena masalah perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika, saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan kesan pesan selama menjadi siswa pertukaran pelajar di RHS. Jujur saya sempat ndredeg. Berbekal percaya diri, senyum, dan tentunya persiapan matang hampir selama seminggu, alhamdulillah pidato singkat selama tiga menit berjalan lancar.
Wisuda bagi siswa sekolah menengah atas di Amerika menjadi salah satu momen penting. Tak hanya bagi siswa sendiri, namun juga bagi setiap anggota keluarga dan sanak saudara. Wisudawan akan mendapatkan gelar pertama mereka di sekolah menegah atas, diploma, dan secara resmi mereka lulus dari bangku sekolah. Empat tahun menempuh pendidikan bukanlah waktu yang singkat.
Sebelum menyampaikan kesan pesan singkat, master of ceremony memperkenalkan siapa saya. Saya yakin saat itu banyak undangan yang tak mengenal siapa saya walaupun mereka mungkin telah membaca jadwal acara yang telah dibagikan. Memang ini bukan pertama kalinya saya harus berbicara di depan umum. Namun ini adalah pertama kalinya saya berpidato di depan orang-orang yang tahu betul bahasa Inggris. Sedangkan bagi saya, bahasa Inggris hanyalah bahasa ketiga yang saya tahu setelah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Tiga menit berjalan begitu cepat. Beberapa saat setelah saya menyampaikan pidato, respon yang diberikan undangan dan teman-teman sangat positif. Saya rasa, itu adalah salah satu pidato terbaik yang saya pernah sampaikan di depan publik. 'That was a good speech, Grandika', satu kata yang terlontar dari salah satu guru bahasa Inggris saya di Rainier High School setelah acara selesai. Alhamdulillah.
Hari Jumat pekan lalu menjadi kado istimewa bagi saya sebelum bertolak ke Indonesia di awal bulan Juli. Walaupun tak bisa mendapatkan gelar diploma karena masalah perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika, saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan kesan pesan selama menjadi siswa pertukaran pelajar di RHS. Jujur saya sempat ndredeg. Berbekal percaya diri, senyum, dan tentunya persiapan matang hampir selama seminggu, alhamdulillah pidato singkat selama tiga menit berjalan lancar.
Wisuda bagi siswa sekolah menengah atas di Amerika menjadi salah satu momen penting. Tak hanya bagi siswa sendiri, namun juga bagi setiap anggota keluarga dan sanak saudara. Wisudawan akan mendapatkan gelar pertama mereka di sekolah menegah atas, diploma, dan secara resmi mereka lulus dari bangku sekolah. Empat tahun menempuh pendidikan bukanlah waktu yang singkat.
Sebelum menyampaikan kesan pesan singkat, master of ceremony memperkenalkan siapa saya. Saya yakin saat itu banyak undangan yang tak mengenal siapa saya walaupun mereka mungkin telah membaca jadwal acara yang telah dibagikan. Memang ini bukan pertama kalinya saya harus berbicara di depan umum. Namun ini adalah pertama kalinya saya berpidato di depan orang-orang yang tahu betul bahasa Inggris. Sedangkan bagi saya, bahasa Inggris hanyalah bahasa ketiga yang saya tahu setelah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Tiga menit berjalan begitu cepat. Beberapa saat setelah saya menyampaikan pidato, respon yang diberikan undangan dan teman-teman sangat positif. Saya rasa, itu adalah salah satu pidato terbaik yang saya pernah sampaikan di depan publik. 'That was a good speech, Grandika', satu kata yang terlontar dari salah satu guru bahasa Inggris saya di Rainier High School setelah acara selesai. Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment