June 29, 2013

Universiti Teknologi Petronas Diselimuti Asap Tebal, Mahasiswa Menuntut Perkuliahan Diliburkan

Sudah lebih dari tiga hari kabut asap menyelimuti area kampus Universiti Teknologi Petronas. Walaupun intensitas asap tidak separah di Singapura atau Johor Baru, namun asap kiriman dari kebakaran lahan gambut di Riau ini cukup meresahkan warga kampus, terutama mahasiswa.

Kemarin, saya sempat merasakan kesulitan dalam bernapas walaupun sudah menutup hidung dengan sapu tangan. Ada yang bilang saya mirip maling pas pakai. Tapi mau gimana lagi karena stok masker di klinik, kedai kampus, dan kantor asrama habis. Kadang tenggorokan juga terasa serak. Selain itu, kabut asap juga menyebabkan rasa pedih di mata terutama ketika saya sedang naik motor menuju kelas. 

Menurunnya kualitas udara di lingkungan kampus menyebabkan kami sedikit panik. Apalagi hari ini (25/6) indeks pencemaran di Seri Manjung, 40 km arah timur UTP, sudah terdeteksi di level bahaya  atau sekitar 330 PSI (Polutan Standard Indeks).  

Tak hanya itu, beberapa mahasiswa yang over reactive, sempat menyuarakan keluhan di jejaring sosial dan mengajak mahasiswa lainnya untuk tidak pergi ke kelas  karena alasan kesehatan.

Asap kiriman kali ini memang cukup mengganggu, terutama ketika mahasiswa berangkat kuliah. Sebagian besar dari mahasiwa UTP berjalan kaki ke kelas dan kadang harus berjalan lima belas hingga dua puluh menit menuju kompleks akademik. Jadi bisa dibayangkan bagaimana rasanya selama itu menghirup asap.

Walaupun masalah kiriman asap bukan hal baru bagi Malaysia, kejadian tahun ini bisa dikatakan salah satu yang terburuk karena di beberapa daerah, seperti Muar, kadar polusi dilaporkan sempat menembus angka 700 PSI.

Hampir tiap tahun Malaysia dan Singapura terkena dampak dari kebakaran lahan perkebunan di Indonesia. Mereka yang mengikuti perkembangan berita, khususnya mahasiwa Malaysia, mengerti kejadian ini bukan sepenuhnya tanggung jawab Indonesia, melaikan stakeholder perkebunan kelapa sawit yang mayoritas dipegang oleh perusahaan asing.

Mahasiswa asing yang kurang mengerti, misalnya dari Turkmenistan, dengan nada bercanda mereka suka menyindir Indonesia untuk menghentikan eksport asap ke Malaysia. Saya dan teman – teman mahasiswa  Indonesia yang lain hanya kasih komen ke mereka membaca berita dan mencari tahu siapa yang sebenarnya membakar lahan tersebut. Hehe.

Hari ini, harian ternama News Strait Times mengangkat headline “Haze heads north, east”, yang maksudnya asap mengarah ke utara dan timur. Negeri bagian seperti Perak dan Negeri Sembilan diprediksi masih akan diselimuti kabut asap. Sedangkan bulletin TV3 mengabarkan bahwa sekolah di Seri Manjung dan Klang akan diliburkan besok.

Sampai sekarang kegiatan perkuliahan di UTP masih tetap berjalan seperti biasa dan belum ada tanda kalau perkuliahan akan ditiadakan. Pihak manajemen kampus sejauh ini hanya menginstruksikan untuk menunda semua pertandingan olahraga outdoor, seperti sepak bola dan futsal karena dikhawatirkan akan menggangu kesehatan mahasiswa.

No comments: