Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Tak lama setelah memasuki lantai 4 Washington State Convention Center bersama Muhammad Ardiansyah (Chaper Malang) dan Rizky Rahadianto (Chapter Bandung) suara takbir itu benar-benar terdengar jelas. Hari Minggu 20 September 2009 atau bertepatan dengan 1 Syawal 1430 Hijriah, kami merayakannya di Seattle. Suasana di sana tampak berbeda pada hari itu. Beberapa orang muslim dari berbagai sudut kota Seattle dengan memakai baju koko bebagai motif ataupun jas berdatangan. Kebanyakan dari mereka adalah warga keturunan Afrika dan Timur Tengah. Kadang - kadang mata saya mencoba mencari - cari muslim Indonesia di antara kerumunan mereka.
Lebaran kali ini memang terasa berbeda. Tidak ada semarak takbir keliling kota, suara petasan ataupun genderang bedug. Maklum, karena muslim di Amerika bagian barat tidak terlalu banyak. Namun saya mencoba membuat suasana ini lebih meriah dengan memanfaatkan dua hari libur akhir pekan untuk berkumpul bersama teman-teman AFS dari Indonesia yang tinggal di sekitar Seattle untuk merayakannya..
Hari Sabtu tanggal 19 September 2009 saya memutuskan untuk pergi ke Seattle. Karena jarak dari rumah cukup jauh saya meminta Nicholas (Host Brother) untuk mengantar ke bus station di Lakewood. Kira-kira 45 menit dari Yelm, kota di mana saya tinggal. Untuk pergi ke Seattle butuh sekitar 60 menit dari Lakewood dan butuh 3 dollar sebagai tarif perjalanan.
Tak terasa setelah satu jam di bus saya telah sampai di Downtown Seattle. Karena ini adalah pertama kalinya naik bus di USA saya sempat bingung di mana saya harus turun. Memang saya terus berkomunikasi dengan Ardi selama perjalanan, karena dia cukup tahu Seattle. Terkadang saya juga bertanya kepada bus drivernya. Akirnya sayapun turun di Olive Way 6th Avenue, Seattle. Setelah turun dari bus ternyata Ardi sudah menuggu di sekitar bus station. Senang rasanya kita kembali bertemu. Kemudian kami memutuskan untuk istirahat sejenak di downtown untuk menunggu Rizky.
Kami mulai menyusuri jalanan. Banyak sekali orang berlalu-lalang. Banyak mobil yang melintasi jalanan di siang yang cukup terik itu. Setelah beberapa jam berjalan, tak terasa waktu Dhuhur tiba. Walau Seattle cukup besar, masjid di sini sangat jarang ditemukan. Kami memutuskan unuk pergi ke Northgate dengan naik bus, karena itu adalah masjid terdekat. Perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit dari Seattle.
Masid Idris atau Islamic Center of Seattle diklaim sebagai masjid terbesar di Seattle. Namun sebenarnya tak sebesar yang dibayangkan. Luasnya hanya sekitar 80 meter persegi. Di sana saya dan Ardi bisa melakukan sholat Dhuhur, Asar dan Maghrib sambil menuggu Rizky yang tinggal di utara Seattle. Beberapa saat sebelum Maghrib kamipun bertemu Rizky di sana. Karena hari itu hari terakhir Ramadan, saat maghrib tiba saya, Ardi dan Rizky menyempatkan berbuka dengan segelas susu, kurma dan cakue yang disediakan oleh Tamir Masjid bersama komunitas muslim di sana.
Setelah kami berkumpul, malam itu kami memutuskan untuk pergi ke resaturan Indonesia yang tidak jauh dari Masjid Idris. Namanya Julia's Restauran. Inilah pertama kalinya saya menemukan makanan Indonesia. Saya memesan nasi empal, tumis, bakwan dan sambal terasi. Sebagai dessertnya adalah ketan item. Rasanya seperti berada di rumah saat itu.
Setelah berbuka, sekitar pukul 9.30 malam kami bertolak ke rumah Ardi yang berada di Pulau Bainbridge. Pulau ini tepat berada di sebelah barat Seattle. Karena malam itu kami memang berencana menginap di sana sebelum keesokan harinya kita ke menuju tempat sholat. Kami menggunakan Ferry untuk sampai ke sana, karena tidak ada jembatan yang menghubungkan. Di tengah perjalanan, kami sempat bertakbir di deck kapal. Kami semua mengumandangkan takbir sebagai ungkapan syukur dan bahagia karena kami diberikan kesempatan oleh Allah Swt untuk hadir pada Idul Fiti 1 Syawal 1430 H.Keesokan harinya, kami meninggalkan rumah Ardi pukul 7.00 pagi. Karena Sholat Id baru akan di mulai pukul 10.00 waktu setempat dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menyeberangi selat.
Sebelum sholat kami memutuskan untuk sarapan telebih dahulu. Pagi itu jalanan di downtown Seattle masih terlihat lengang dan sepi karena waktu masih menunjukkan pukul 8.00 pagi. Awalnya kami mencoba mencari sarapan di restauran cepat saji. Namun dari dua kali percobaan di restauran yang sama namun di tempat yang berbeda mereka tidak menyediakan makanan halal. Mereka hanya menyediakan pork sebagai menu sarapan. Kamipun memilih untuk mencari restoran lainnya. Tenyata cukup sulit menemukan makanan halal di sini. Karena kebanyakan restauran di sini hanya menyediakan pork sebagai menu sarapan. Setelah hampir satu setengah jam berjalan, kami akhirnya menemukan sebuah restoran teriyaki yang menyediakan nasi, salad, dan ayam. Akhirnya, kamipun memutuskan untuk makan di restauran tersebut. Setelah selesai makan, kami pergi ke Washington State Convention Center sekitar pukul 9.15. Kamipun kembali berjalan menyusuri downtown dan sampai di sana pukul 9.30.
Saya merasakan hal yang berbeda di dalam hall , terlihat banyak sekali umat muslim dari berbagai negara yang hadir. Gema takbir mulai terdengar. Allahu Akbar.. Allahu Akbar. Allahu Akbar.. Perasaan saya saat itu tampak campur aduk. Merinding karena mendengar takbir, senang dan bahagia berada di tengah orang-orang yang merayakan Idul Fitri, tapi juga kangen orang tua dan adik-adik yang biasanya selalu menemani sholat Idul Fitri. Tapi saya yakin pasti ada hikmah di balik ini semua.
Setelah Sholat Eid selesai khotib menyampaikan khotbahnya dengan menggunakan bahasa Arab. Selanjutnya salah seorang translator menyampaikan khotbah dengan bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan agar jamaah juga bisa mengerti dan paham akan pesan khotib karena jamaah tidak hanya berasal dari Timur Tengah, tapi berasal dari berbagai negara. Setelah selesai, kamipun juga saling bermaafaan di kesempatan ini. Di luar hall saya melihat beberapa wajah Indonesia di sana. Ternyata benar, mereka adalah muslim Indonesia yang tinggal di sekitar Seattle. Sebenarnya, saya dan teman-teman sempat diajak untuk pergi ke Everett. Sekitar 30 menit dari Seattle untuk makan ketupat bersama di sana dengan orang muslim Indonesia lainnya. Namun karena sudah siang dan keesokan harinya harus kembali bersekolah saya dan teman-teman memutuskan untuk tidak kesana.
Setelah berakhirnya Sholat Id, saya menyempatkan untuk mengunjungi Asian Market di Internasional District Seattle. Di sana saya membeli beberapa makanan indonesia seperti mie dan bumbu makanan. Maklum, sangat sulit menemukan makanan atau produk makanan di sini. Tepat jam 3 sore saya kembali ke Lakewood dengan menggunakan bus dari Seattle sebelum akhirnya sampai di Yelm pukul 5 sore.
Itulah petualangan dua hari saya untuk menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah dengan suasana yang berbeda. Perasaan senang, haru, dan rindu menyelimuti hati pada lebaran kali ini. Namun saya bersyukur karena Allah memberikan kesempatan untuk merayakan lebaran ini bersama teman-teman dan umat muslim lainnya dalam suasana yang meriah. Tak lupa saya mengucapkan Taqaballahu Minna Waminkum, Taqaballahu ya Kariim. Mohon maaf lahir dan batin kepada keluarga khususnya orang tua saya, bapak ibu guru dan teman-teman semuanya. Selamat Idul Fitri 1430 H.
November 09, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment